Kamis, 26 Mei 2022

RESUME 4 PELATIHAN MENULIS GELOMBANG 25


Hari/Tanggal     : Rabu, 25 Mei 2022

Tema                  : Membuat Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber     : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator         : Helwian

Pertemuan ke   : 4

Materi malam ini dihantarkan oleh moderator ibu Helwiah seorang guru SD di Jakarta Timur. Penuh semangat dan motivasi beliau menghantarkan peserta gelombanh 25 agar tetap berada dalam grup dan antusia mengikuti kegiatan ini.

Narasumber malam ini adalah seorang ibu  muda dan energik, bernama Noralia Purwa Yunita, M.Pd lahir di Kudus, 12 Juni 1989. Beliau seorang pengajar di SMP Negeri 8 Semarang dan penulis blog, penulis baru di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, penulis di Penerbit Andi Offset, penulis dan Ambassador di penerbit Innovasi Publishing, salah satu tim admin di website guru penggerak, Pengurus pena guru di yayasan guru nusantara, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP.

Bagaimana menulis Buku dari KTI

Mengapa karya tulis ilmiah sebaiknya dibuat menjadi buku, berikut alasannya :

1.  Lebih bermakna dan bermanfaat Dapat dibaca seluruh kalangan, tidak terbatas bahkan siapa saja memiliki kesempatan membaca buku.

2.     Keutungan materi.. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapa diperoleh 

3.     Hasil penelitian akan tersebar luas. KTI yang sudah dikonversi menjadi buku akan mudah diakses oleh banyak pihak sehingga penelitian yang didapatkan pun akan diketahui oleh masyarakat luas.

4.    Perhitungan Angka Kredit. Bagi guru ASN, KTI yang dicetak menjadi buku dapat digunakan untuk pengajuan angka kredit  

Lalu, bagaimana cara mengkonversi karya ilmiah ini menjadi sebuah buku? Karena tentunya sangatlah berbeda antara format penulisan buku dengan format karya ilmiah. Menurut penjelasan bu Nora berikut caranya:

1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching.  Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Judul harus lebih singkat, padat dan jelas namun tidak terkesan kaku.

2.      Ubah DAFTAR ISI

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa :

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2   landasan teori

BAB 3   metode penelitian yang berisi rumus2 statistika

BAB 4   hasil dan pembahasan

BAB 5   penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Daftar isi KTI biasanya sesuai pedoman yang sudah ditentukan,  namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran

Bab 2 (What) menjelaskan apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad 21

Bab 3, 4, 5, dan seterusnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi :

2.1. hasil belajar

2.2. media pembelajaran

2.3. modul

2.4. metode pembelajaran

2.5 pembelajaran SEMMI

Jika dikonversi menjadi buku, maka Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku

Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian media

3.2. jenis media

3.3. manfaat media

Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku :

Bab 4 mengenal modul

4.1.  pengertian modul

4.2. karakteristik modul

4.3. sistematika modul

4.4. kelebihan modul

dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai

Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah

3.    Pada bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang :

- Rumusan masalah

- tujuan penelitian

- manfaat penelitian

- definisi operasional

- hasil penelitian terkait

  Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku.

4.    Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Grafik yang penting saja, yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.

5.    Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku

6.    Kaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.

7.    Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book atau karya ilmiah lainnya. Hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya

8.    Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

9.    Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit.

Menulis Artikel ilmiah untuk jurnal dari KTI

Menurut bu Nora, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis pada artikel/jurnal ilmiah :

1.          Tulis artikel sesuai templet jurnal yang dituju.

2.        Judul singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan dalam judul.

3.        Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis artikel tersebut. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan akademik.

4.        Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan.

5.        Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung.

6.        Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.

7.        Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data, analisis data (tanpa rumus statistika). WAJIB ada juga sumber rujukan dari metode yang digunakan.

8.        Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya.

9.        Simpulan merupakan JAWABAN dari rumusan masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical).

      Demikian yang bisa saya tulis dalam resume kali ini semoga bwemanfaat. . Aamiin 


2 komentar: